Misteri jejak-jejak kaki setan Devon

Misteri jejak-jejak kaki setan Devon

 Pada tanggal 5 Maret 2009, Jill Wade dari Devon, Inggris, dikejutkan dengan adanya jejak-jejak misterius di atas salju di kebun belakang rumahnya. Jejak-jejak ini mengingatkannya kepada sebuah misteri yang terjadi lebih dari 150 tahun yang lalu.

Jill yang telah berusia 76 tahun berkata:

"Aku melihat ke kebun belakang rumahku dan sangat terkejut. Aku benar-benar tidak bisa mempercayainya. Jejak-jejak kaki itu berbentuk kuku belah dan tidak ada jejak lain di atas salju."


Jejak di kebun belakang rumah Jill Wade
Penemuan Jill segera menarik perhatian Centre for Fortean Zoology (CFZ), sebuah organisasi Cryptozoology, yang segera mengirim tim untuk memeriksa jejak-jejak tersebut. Jika mereka berhasil memecahkan misteri ini, mungkin mereka juga akan memecahkan misteri serupa yang telah berusia lebih dari 150 tahun, yaitu misteri jejak-jejak kaki setan Devon.

Mari kita flashback 156 tahun ke belakang.

Pada tanggal 8 Februari 1855, salju tebal turun di Devon selatan selama seharian. Hujan salju itu baru berhenti kira-kira pada tengah malam dan saat itu para penduduk Devon sudah lelap dalam tidurnya. Namun, sesuatu sedang terjadi di luar.

Pagi harinya, para penduduk mulai bersiap untuk melakukan aktivitasnya.

Tiba-tiba mereka melihat ada sesuatu yang tidak biasa di atas permukaan salju.

Mereka menemukan jejak-jejak aneh!

Jejak-jejak itu memiliki pola seperti kuku belah. Saksi lain mendeskripsikan bentuknya seperti huruf U atau seperti tapal kuda. Ukuran panjangnya adalah 4 cm hingga 6,25 cm dan jarak antara jejak kaki sekitar 20 cm.

Tidak ada jejak lain di permukaan salju.

Hebatnya, jejak-jejak tersebut terlihat hingga 160 km jauhnya dari Exmouth hingga Topsham.

Apa yang lebih membingungkan adalah letak jejak-jejak tersebut.

Pada beberapa lokasi, jejak-jejak tersebut terlihat menghampiri pintu rumah penduduk, namun kembali menjauh.

Di tempat lain, jejak tersebut terlihat di atap rumah.

Lalu, ada juga jejak yang terlihat menghadap sebuah tembok setinggi 4 meter dan muncul di sisi lain dari tembok, seakan-akan mahkluk tersebut berjalan menembus tembok.

Di sungai Exe, jejak tersebut terlihat pada dua sisinya, entahkah makhluk itu menyeberangi sungai tersebut atau ada dua makhluk yang berjalan di kedua sisi sungai.

Makhluk apakah yang telah menciptakan jejak-jejak tersebut?

Setelah pagi itu, berita mengenai fenomena jejak kaki misterius telah menyebar hingga ke luar Devon.

Harian Times of London mendeskripsikan jejak tersebut sebagai berikut:

"Jejak itu lebih mirip makhluk yang berjalan dengan dua kaki dibanding makhluk yang berjalan dengan empat kaki dengan jarak antara jejak sekitar 8 inci. Kesan yang bisa ditangkap dari jejak tersebut adalah mirip dengan sepatu keledai."


Jika yang bertanggung jawab atas jejak tersebut adalah seekor hewan, maka para penduduk tidak pernah tahu hewan yang bisa meninggalkan jejak seperti itu. Jadi, rumor pun beredar.

Devon disebut-sebut kedatangan makhluk misterius yang tidak dikenal!

Karena faktor ini, beberapa pemuka agama menduga kalau jejak kaki tersebut ditinggalkan oleh setan yang sedang berkeliaran mencari para pendosa. Ide ini tentu saja ditolak oleh banyak orang. Namun dugaan ini memberikan nama untuk fenomena ini, yaitu Jejak-jejak kaki setan Devon.

Ketika mendengar istilah jejak-jejak kaki setan, jangan membayangkan kalau jejak-jejak tersebut berukuran raksasa. Ukuran panjangnya hanya 4-6 cm sehingga cukup masuk akal jika kita beranggapan jejak ini diciptakan oleh hewan.

Dan itulah yang segera dilakukan oleh beberapa orang yang menolak teori jejak setan. Mereka bergegas memberikan dugaan yang lebih rasional.

Misalnya Pendeta G.M Musgrave yang kemudian segera mengirim surat kepada harian Illustrated London news untuk memberitahukan mengenai adanya dua ekor kanguru yang terlepas dari kebun binatang pribadi milik Mr. Fische di Sidmouth.

Tetapi kalau memang ada kanguru yang terlepas, mengapa dua hewan ini tidak terlihat oleh penduduk desa?

Bahkan tidak ada kepastian lebih lanjut apakah benar-benar ada kanguru yang terlepas atau tidak sehingga berita itu kemudian hanya dianggap sebagai rumor.

Sir Richard Owen, seorang ahli biologi kenamaan, percaya kalau jejak itu ditinggalkan oleh seekor Badger (Hewan sejenis Musang) yang berkeliaran di desa untuk mencari makan. Menurutnya, jejak yang aneh itu tercipta karena kebiasaan hewan itu menaruh kaki belakangnya ke jejak yang dibuat oleh kaki depan.

Badger - Hewan sejenis Luwak
Namun, Sir Owen tidak pernah secara langsung mengobservasi jejak tersebut dan mendasarkan teorinya hanya pada deskripsi para saksi. Dan memang, teorinya tidak terbukti.

Selain Badger, ada yang menyebutkan racoon, keledai, tikus, berang-berang ataupun hewan lainnya. Sayangnya, tidak ada satupun diantara hewan tersebut memiliki jejak kaki yang serupa dengan jejak kaki Devon.

Sebagian lain percaya kalau jejak-jejak kaki tersebut dibuat oleh seorang iseng yang mungkin ingin menciptakan kehebohan. Namun teori ini memiliki kelemahan. Jika memang jejak itu dibuat oleh orang yang iseng, mengapa tidak terlihat adanya jejak lainnya di atas salju? Bagaimana bisa jejak tersebut terlihat hingga 160 km? Dan jika memang orang itu hendak menciptakan kehebohan, mengapa ia tidak menciptakan jejak kaki yang lebih besar dan lebih mengerikan seperti jejak harimau?

Jadi, misteri ini tetap tidak terpecahkan. Usaha untuk memberikan penjelasan rasional atas peristiwa ini berlangsung hingga abad 20 ketika sejumlah penulis modern mencoba untuk menawarkan alternatif penjelasan.

Misalnya, pada tahun 1985, terbit sebuah buku berjudul "The Devil's Footprints: The Great Devon Mystery as it was reported in the newspapaer of 1855" yang ditulis oleh Geoffrey Household.

Dalam bukunya, ia mengajukan teori kalau jejak-jejak aneh tersebut mungkin telah diciptakan oleh sebuah balon eksperimen. Ia mengaku mendapatkan informasi kalau sebuah balon telah terlepas tanpa sengaja dari galangan kapal Devonport. Balon itu terikat dengan sebuah tali yang menggantung dengan besi di ujungnya. Besi inilah yang dianggapnya telah membuat jejak-jejak misterius tersebut.

Sumber Household adalah seorang pria lokal bernama Major Carter yang mengetahui hal ini dari kakeknya yang bekerja di galangan kapal itu. Menurutnya, pada waktu itu, informasi ini dirahasiakan karena balon itu juga merusak beberapa rumah kaca dan jendela rumah penduduk sebelum akhirnya jatuh di Honiton.

Tetapi, pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin sebuah balon bisa menciptakan jejak yang konsisten dengan jarak 8 inci (20 cm)? atau jejak yang sampai ke pintu rumah penduduk dan kembali? Apakah balon itu memiliki kecerdasan artifisial yang membuatnya bisa berpikir?

Penulis lain, Mike Dash, yang menulis sebuah artikel mengenai jejak setan Devon di Fortean Studies, percaya kalau jejak tersebut ditinggalkan oleh hewan pengerat yang melompat seperti tikus hutan. Tidak heran kalau jejak-jejak ini juga bisa ditemui di atap rumah. Menurutnya, jejak yang ditinggalkan oleh lompatan tikus sangat mirip dengan jejak hewan berkuku belah karena pergerakan otot kakinya ketika melompat.

Teori ini bukan sesuatu yang baru karena memang sudah sering disinggung sebelumnya. Namun, sekali lagi, tidak ada hewan pengerat yang diketahui memiliki jejak seperti itu.

Penulis lain, seperti Joe Nickell yang skeptis, lebih percaya kalau kisah ini hanyalah sebuah hoax. menurutnya, bagaimana mungkin jejak itu bisa mencapai 160 km? Apakah ada penduduk yang mengikuti jejak tersebut hingga 160 km pada hari itu?

Cukup masuk akal. Namun, dokumentasi mengenai peristiwa ini cukup lengkap sehingga jika kisah ini sebuah hoax, maka pastilah hoax tersebut diciptakan oleh media yang terbit pada tahun itu. Tetapi pandangan ini pun tidak didasarkan atas bukti yang kuat.

Pandangan lain yang mirip dengan Joe adalah: jejak ini tercipta akibat histeria massa. Mungkin para penduduk telah melihat jejak-jejak hewan yang beragam dan menganggapnya sebagai jejak yang sama. Joe juga beranggapan seperti itu. menurutnya, deskripsi saksi yang berbeda-beda membuat kemungkinan ini menjadi lebih kuat.

Tentu saja teori ini adalah jalan keluar yang paling gampang. Namun, bagi peneliti lain, misteri ini menarik karena mungkin ada makhluk cryptid yang hidup di Devon. Selain itu, walaupun kasus Devon adalah yang paling terkenal, misteri sejenis ini ternyata juga pernah disinggung dalam beberapa catatan sejarah lainnya.

Salah satu penulis yang pernah menyinggungnya adalah Ralph of Coggeshall, seorang penulis yang hidup pada abad ke-13. Dalam tulisannya, Ralph menceritakan mengenai sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 19 Juli 1205 dimana jejak-jejak kaki misterius muncul setelah terjadi badai.

Lalu, Kapten Sir James Clark Ross, komandan kapal yang pernah menjelajah kutub selatan. Ia juga menceritakan peristiwa yang serupa. Pada Mei 1840, kapal mereka mendarat di pulau Kerguelen dan menemukan adanya jejak-jejak misterius di salju tanpa melihat adanya hewan yang bertanggungjawab atas jejak-jejak tersebut.

Dalam bukunya yang berjudul "Voyage of Discovery and Research in the Southern and Antarctic Regions", Kapten Ross menulis:

"Kami tidak melihat satu pun hewan darat. Dan kami menemukan jejak yang mirip dengan jejak keledai yang ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh Letnan Bird. Jejak itu dideskripsikan oleh Dr. Robertson sebagai jejak yang berukuran lebar 3 inci dengan kedalaman sekitar 2,5 inci. Jejak itu juga memiliki tekanan di masing-masing sisi dan bentuknya terlihat seperti tapal kuda."

"Sangat tidak mungkin kalau hewan itu berasal dari kapal yang terdampar. Mereka mengikuti jejak itu selama beberapa jauh dengan harapan melihat hewan yang menciptakannya, namun tidak menemukan apa-apa hingga sampai ke daratan berbatu yang tidak bersalju."

Mungkin peristiwa-peristiwa yang disinggung Coggeshall dan Kapten Ross tidak ada hubungannya dengan peristiwa Devon. Namun jika sebuah fenomena misterius terjadi beberapa kali, maka ada sesuatu yang perlu diselidiki. Karena itu, ketika Jill Wade menemukan jejak-jejak misterius di kebun belakang rumahnya, antusiasme segera menjalar diantara para cryptozoologyst. Kali ini, mereka memiliki tempat kejadian perkara dengan jejak yang masih terlihat, mereka memiliki foto jejak tersebut dan mereka bisa memikirkan ulang misteri ini dengan mengacu kepada ilmu pengetahuan modern sambil berharap memecahkannya.

Jejak yang ditemukan Jill memiliki panjang 13 cm dan jarak antara jejak sekitar 28 sampai 43 cm. Ukuran ini tidak sesuai dengan jejak hewan yang dikenal saat ini. Tetapi Jonathan Downes dari CFZ optimis kalau misteri ini akan terpecahkan. Ia dan timnya sedang meneliti kemungkinan kalau jejak itu diciptakan oleh seekor kelinci yang cacat.

Ia juga berharap kalau misteri yang terjadi 156 tahun lalu ikut terpecahkan.

Mengenai Jejak di kebun belakang Jill, Downes berkata:

"Apakah aku percaya kalau setan telah datang dari lubang neraka dan berkeliaran di sebuah kebun di utara Devon? Tentu saja tidak.

"Jika kamu bertanya apakah ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan modern, maka jawabannya adalah ya. Namun pengetahuan manusia selalu berkembang dan aku percaya kalau sesuatu yang saat ini dikategorikan sebagai fenomena paranormal, suatu hari nanti akan dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan."

Apakah jejak kaki di kebun belakang rumah Jill memiliki hubungan dengan jejak kaki setan Devon tidak diketahui dengan jelas. Namun kita berharap penelitian CFZ akan membawa sedikit titik terang, paling tidak alternatif kemungkinan yang baru.

Mengenai penemuan jejak-jejak kaki misterius di atas salju ini, Rupert T. Gould pernah memberikan sebuah pertanyaan yang menarik:

"Aku berpikir, jika mereka menemukan makhluk itu, apakah yang akan mereka lihat?"


Read More

Lima teori konspirasi yang terbukti benar

Lima teori konspirasi yang terbukti benar

 

Di dalam setiap situasi bencana, selalu ada sekelompok orang yang mengeluarkan teori konspirasi. Mulai dari pembunuhan Kennedy hingga Pemboman di Boston. Kebanyakan dari teori tersebut tidak berdasar dan terdengar gila. Namun kadang hal yang paling gila pun ternyata merupakan sebuah kebenaran yang tidak dapat disangkal. Berikut adalah 5 teori konspirasi yang belakangan ternyata benar-benar ada.

Dunia konspirasi sama seperti cryptozoology. Bagi kebanyakan orang, mempercayai keberadaan Nessie atau Bigfoot akan dianggap sebagai sebuah kegilaan. Tidak ada bukti ilmiah keberadaan makhluk ini. Semua isu yang beredar hanya didasarkan pada kesaksian dan foto-foto yang buram.

Namun kebanyakan orang lupa kalau Panda dan Komodo pernah masuk ke dalam kategori cryptid. Ketika keberadaan kedua hewan tersebut dikenal luas, keberadaan Panda dan Komodo menjadi hal yang biasa. Begitu pula dengan teori konspirasi.

Beberapa teori konspirasi akan terdengar sangat tidak masuk akal. Misalnya, kepercayaan kalau sesungguhnya para politisi ternama di dunia ini adalah kaum alien reptilian yang sedang menyamar. How cool is that?

Kali ini kita tidak akan memeriksa teori mengenai reptilian yang menguasai bumi. Kita akan melihat teori konspirasi lain yang walaupun terdengar cukup gila, namun di kemudian hari terbukti merupakan sebuah kebenaran.
 
MK Ultra
Pada pertengahan tahun 1900an, beredar isu kalau pemerintah Amerika Serikat, dalam hal ini CIA, telah melakukan eksperimen pengendalian pikiran yang dilakukan melalui obat-obatan seperti LSD. Mereka yang mengajukan teori ini akan ditertawakan dan dianggap sebagai seorang Paranoid. Pemerintah Amerika juga tidak mengakuinya dan menganggap isu tersebut sebagai sebuah rumor yang tidak berdasar.

Namun pada tahun 1975, kongres Amerika Serikat mulai membentuk komite untuk menyelidiki aktivitas CIA di dalam negeri. Komite yang disebut Church Committe ini menemukan fakta tentang MK Ultra. CIA memang melakukan eksperimen pengendalian pikiran atau "Rekayasa Perilaku Manusia" lewat divisi Scientific Intelligent milik CIA.

Program ini dimulai tahun 1950an hingga dihentikan pada tahun 1973. Penyelidikan ini juga menemukan kalau ketua CIA saat itu, Richard Helms, telah memerintahkan pemusnahan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan MK Ultra pada tahun itu.

Lewat undang-undang kebebasan informasi, CIA mulai melepaskan dokumen-dokumen yang tersisa ke publik hingga pada tahun 2001 MK Ultra sudah tidak dianggap sebagai proyek rahasia lagi.
 
Kesaksian Nayirah
Pada tahun 1990, terjadi konflik di Timur Tengah ketika Irak menginvasi Kuwait yang kaya akan minyak. Saddam Hussein menuduh Kuwait mencuri sumber minyak tersebut. Tentu saja Kuwait menolak tuduhan tersebut.

Karena Irak memiliki militer yang jauh lebih kuat, maka Kuwait yang merupakan sebuah negara kecil namun memiliki kekayaan yang luar biasa, segera meminta bantuan kepada Amerika Serikat. Untuk meyakinkan pemerintah Amerika, anggota kongres dari California bernama Tom Lantos membawa seorang anak kecil berusia 15 tahun untuk berbicara di hadapan koleganya di Capitol Hill. Tom Lantos merupakan ketua dari kaukus hak asasi manusia di kongres.

Pada tanggal 10 Oktober 1990, mata dunia tertuju kepada Nayirah dan dengan seksama mendengarkan bagaimana ia menceritakan kekejaman pasukan Irak, termasuk ketika mereka membunuh 300 bayi di sebuah rumah sakit.
Ketika perang berakhir, ada orang-orang yang tertarik dengan sosok Nayirah. Mereka menemukan sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Nayirah ternyata anak dari Sheikh Saud Nasser Al Saud Al Sabah, duta besar Kuwait untuk Amerika Serikat yang juga merupakan anggota keluarga kerajaan.

Jadi desas-desus dan berbagai tuduhan konspirasi mulai muncul. Belakangan diketahui kalau Tom Lantos bekerjasama dengan sebuah firma public relation, Hill & Knowlton, yang juga bekerja untuk organisasi Citizens for free Kuwait

Nayirah bahkan belajar akting dari lembaga tersebut dan kesaksiannya mengenai pembunuhan 300 bayi ternyata tidak terbukti. Konon keluarga kerajaan Kuwait membayar lembaga itu senilai 11,9 juta dolar. Tujuannya satu, yaitu untuk meyakinkan Pemerintah dan Kongres Amerika Serikat supaya mau mengambil tindakan militer terhadap Irak.
Eksperimen dengan substansi kimia dan biologi
Teori ini menyebutkan kalau pemerintah Amerika Serikat berusaha melakukan upaya kontrol populasi melalui racun yang disebarkan melalui agent/substansi kimiawi berbahaya. Apakah kepercayaan ini hanya bermula dari rasa paranoid yang mendalam atau memang memiliki dasar yang cukup kuat?

Well, sepertinya para penganut teori konspirasi ini ada benarnya juga. Sekarang sudah merupakan pengetahuan lazim yang juga sudah diakui oleh pemerintah Amerika sendiri kalau pada masa lampau mereka memang melakukan eksperimen semacam itu. Catatan militer Amerika Serikat menunjukkan kalau mereka pernah melakukan eksperimen menggunakan substansi biologi terhadap warga sipil. Bahkan dilakukan hingga 239 kali!

Diantara eksperimen tersebut adalah penyemprotan yang dilakukan pada tahun 1966 di stasiun bawah tanah New York dengan substansi sejenis Anthrax!
Selain itu, pada tahun 1950, pemerintah Amerika juga melakukan penyemprotan awan bakteri di teluk San Fransisco. Awan ini disebut pemerintah sebagai agent biologi yang tidak berbahaya. Namun setelah itu, dilaporkan kalau ada 11 orang yang masuk rumah sakit dengan infeksi urinal yang langka. Paling tidak satu orang dilaporkan meninggal. Belakangan, diketahui kalau bakteri tersebut memang tidak berbahaya bagi orang sehat, namun dapat membawa dampak buruk bagi mereka yang memiliki tubuh yang lemah. 

Pada tahun 2012, seorang peneliti bernama Lisa Martino Taylor berhasil mengumpulkan data yang membuktikan kalau ilmuwan militer telah menyemprotkan partikel radioaktif di St.Louis, Missouri, yang disebut bertujuan untuk menguji teknologi senjata kimia. Penyemprotan ini dilakukan antara tahun 1950an hingga 1960an.

Sekarang, setelah peristiwa eksperimen di masa lampau ini, para penganut teori konspirasi percaya kalau pemerintah masih melakukan penyemprotan secara diam-diam. Salah satu bukti yang diajukan adalah chemtrail. Dalam versi teori yang lain, kontrol populasi ini dipercaya dilakukan lewat substansi lain seperti Flouride. 

Apakah chemtrail atau Flouride merupakan bagian dari eksperimen pemerintah yang berbahaya? Waktu yang akan mengungkapkannya.
Operation Mockingbird
Setiap aspek kehidupan kita dibentuk oleh informasi yang kita terima. Namun, bagaimana jika arus informasi dikendalikan oleh pemerintah?

Para penganut teori konspirasi memiliki satu kecenderungan. Mereka tidak mempercayai media mainstream. Mereka berargumen kalau media-media utama telah dikuasai oleh pemerintah yang mencoba untuk mengatur arus informasi. Buktinya adalah keengganan media utama untuk memberitakan masalah teori konspirasi.

Dalam banyak kasus, hal ini boleh dibilang benar. Pemerintah memiliki kepentingan dan punya kuasa untuk mengambil tindakan apa saja untuk melindungi keamanan nasional atau orang-orang tertentu.

Misalnya, ketika putri Obama, Malia, pergi berlibur ke Mexico, beberapa media memberitakan kunjungan itu. Namun keesokan harinya, berita tersebut lenyap begitu saja dari internet. Belakangan, Secret Service mengakui kalau mereka telah meminta media untuk mencabut berita itu demi keselamatan Malia.

Pada masa berakhirnya perang dunia II, sekitar permulaan tahun 1948, seorang agen CIA bernama Frank Wisner diberi kepercayaan untuk mengurus salah satu cabang CIA yang bernama Office of Policy Coordination. Dalam implementasi wewenangnya, Wisner memulai Operation Mockingbird yang tujuan utamanya adalah menginfiltrasi media-media utama di Amerika Serikat.

Pada pertengahan tahun 1950an, CIA sudah menjalin kerjasama dengan 400 jurnalis dari media-media utama di seluruh Amerika. Dengan operasi ini, pemerintah bisa dengan mudah mengatur arus informasi sehingga mengarah ke kondisi yang diinginkan.
Pada pertengahan tahun 1970an, Operation Mockingbird tersingkap dan dibubarkan. Entah apa dampak dari operasi tersebut dan informasi macam apa yang telah dikendalikan oleh Pemerintah. 

Namun pertanyaannya adalah, apakah operasi itu benar-benar telah dihentikan? Siapa yang bisa memastikannya?
Iron Mountain
Pada tahun 1967, terbit sebuah buku yang ditulis oleh orang tidak dikenal. Buku itu menceritakan mengenai sebuah panel pemerintah yang dibentuk pada tahun 1963 dan terdiri dari 15 anggota yang disebut special study group.

Panel ini mempunyai satu tugas, yaitu memikirkan dampak yang akan timbul jika Amerika Serikat memasuki masa damai yang berkepanjangan. Mereka mengadakan pertemuan secara teratur di sebuah bunker nuklir yang disebut Iron Mountain.
Selama dua tahun berikutnya Panel ini berusaha merumuskan pandangan mereka hingga akhirnya mengambil kesimpulan-kesimpulan yang kontroversial. Salah seorang anggota dari panel tersebut adalah seorang profesor yang kemudian memutuskan untuk membocorkannya ke publik lewat buku yang ditulisnya.

Salah satu kesimpulannya adalah, bahkan jika damai berkepanjangan dapat dicapai, bisa dipastikan kalau situasi itu bukanlah kondisi ideal yang dibutuhkan masyarakat. Perang adalah bagian dari ekonomi. Karena itu diperlukan sebuah kondisi perang untuk mencapai kestabilan ekonomi.

Menurut panel itu, sebuah pemerintahan tidak akan ada tanpa perang dan sebuah pemerintahan harus memanfaatkan perang sebagai sarana untuk mencapai situasi ekonomi politik yang mendukung.

Panel ini juga merekomendasikan pemerintah untuk mencari musuh alternatif dan menciptakan kepanikan masyarakat dengan Laporan-laporan penampakan alien atau polusi yang tidak terkendali. 

Pada tanggal 20 November 1967, US News and World melaporkan kalau rumor mengenai Panel ini memiliki dasar dan mereka mendapatkan konfirmasinya dari seorang sumber di dalam pemerintahan. Sumber itu juga mengatakan ketika presiden Johnson membaca rekomendasi Panel Iron Mountain, ia memerintahkan stafnya untuk mengabaikannya. Pesan kawat segera dikirim ke duta-duta besar di berbagai negara dan meminta mereka untuk tidak mengaitkan rekomendasi panel ini dengan pemerintah Amerika Serikat.
Tapi benarkah rekomendasi ini telah diabaikan? Bagaimana cara kita memastikannya?
Saya akui, kadang penganut teori konspirasi menarik teori mereka terlalu jauh sehingga terdengar seperti sebuah gurauan.
David Icke misalnya. Ia adalah salah seorang penganut teori konspirasi yang paling ternama di Inggris. Ia pernah mengatakan kalau sesungguhnya saat ini kita sedang hidup di dalam sebuah... Matrix. Ini berarti apa yang sedang kita jalani sekarang hanyalah sebuah ilusi. Dia juga percaya kalau mayoritas politisi Amerika Serikat adalah ras Alien Reptilian yang menyamar.

Tokoh lain yang menarik adalah Alex Jones yang menjalankan situs Infowars.com. Jika Icke terkenal di Inggris, Jones terkenal di Amerika Serikat. Pria satu ini terdengar lebih masuk akal dibanding Icke. Ia percaya kalau peristiwa 911 dan pemboman marathon Boston adalah perbuatan pemerintah Amerika Serikat sendiri. Akhir-akhir ini kita bisa membaca berita di Indonesia yang mengutip Jones dalam kaitannya dengan Bom Boston.

Alex Jones
Tapi, inilah yang saya suka dari penganut teori konspirasi. Tidak ada kebenaran. Yang ada hanyalah sebuah Cover Up. Misalnya, Alex Jones percaya kalau Iluminati telah menguasai politik Amerika dengan satu tujuan, yaitu untuk menguasai dunia.

Lalu, datanglah penganut teori konspirasi yang lain. Lorie Kramer namanya. Kramer dengan lantang mengatakan kalau Alex Jones sebenarnya adalah rekrutan New World Order untuk mengalihkan perhatian publik Amerika. Tentu saja ini merupakan tamparan bagi Jones yang menganggap dirinya tokoh terdepan dalam perlawanan terhadap New World Order.
 
Belum cukup serangan yang dilancarkan Kramer, pasangan Gary dan Lisa Ruby mengklaim kalau Jones adalah rekrutan gereja scientology untuk menguasai dunia dan menghancurkan kekristenan.

Lalu siapakah yang ingin kalian percayai? Jika kita bisa mempercayai Jones tanpa menuntut bukti, bukankah kita seharusnya juga bisa mempercayai Kramer dan Ruby tanpa menuntut bukti?

Jika saya adalah penganut teori konspirasi, maka saya akan menuduh Kramer dan Ruby sebagai rekrutan New World Order untuk mendiskreditkan Jones yang merupakan musuh utama New World Order.

Namun, setelah saya melancarkan tuduhan itu, bisa saja kalian balik menuduh saya sebagai antek New World Order yang bertujuan untuk mendiskreditkan Kramer dan Ruby yang bersuara lantang mengungkap kebohongan Jones. Dan seterusnya... dan seterusnya..

Demikianlah lingkaran pemikiran teori konspirasi yang tidak putus-putusnya. Membingungkan bukan?

Tapi mari kita lanjutkan dan tidak berkutat pada lingkaran pemikiran tersebut. 

Sebelum saya akhiri tulisan ini, ada yang ingin saya tanyakan kepada kalian.

Ingatkah kalian dengan Roswell? Pada tahun 1947, sebuah pesawat alien dan mayat pilotnya dipercaya jatuh di Roswell, New Mexico. Walaupun disebut terjadi pada tahun 1947, kisah Roswell ini baru terungkap pada tahun 1978 oleh peneliti UFO Stanton T Friedman.

Ingat Panel Iron Mountain yang dibentuk tahun 1963 yang saya singgung di atas?

Panel ini merekomendasikan pemerintah Amerika Serikat untuk menciptakan musuh alternatif dan menciptakan kepanikan masyarakat lewat laporan-laporan mengenai UFO dan Alien.

Nah, pertanyaan saya adalah, apakah kisah Roswell yang muncul ke permukaan pada tahun 1978 merupakan bagian dari implementasi panel Iron Mountain?

Kemudian apakah kasus penampakan UFO yang semakin intens dekade belakangan ini juga merupakan bagian dari implementasi tersebut? 

Lalu, apakah rekomendasi panel Iron Mountain benar-benar diabaikan pemerintah Amerika Serikat? 

Bukankah kita hanya mengetahui kalau Presiden Johnson mengabaikannya lewat seorang sumber? 

Bagaimana jika sumber tersebut ternyata merupakan bagian dari konspirasi untuk menutupi fakta? 

Atau bagaimana jika US News and World yang melaporkan soal sumber tersebut ternyata merupakan bagian dari Operation Mckingbird yang ternyata masih dijalankan?

Baca juga mengenai Chemtrail dan Mind Control.

Sumber: Cracked.com
Read More

Teror Hantu Pocong Merah, dari Mimpi Menjadi Kenyataan

Teror Hantu Pocong Merah, dari Mimpi Menjadi Kenyataan

 

 
Bertemu atau melihat hantu tentu bukan sesuatu yang menyenangkan. Terutama untuk orang yang takut terhadap hantu. Berbicara mengenai hantu, banyak sekali jenis hantu yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sebut saja kuntilanak, genderuwo, tuyul, dan salah satu yang paling populer adalah pocong. Banyak orang menganggap hantu pocong ini sebagai teror bagi yang pernah melihatnya. Hantu pocong digambarkan sebagai sosok gaib yang berbalut kain kafan dengan ikatan di ujung kepala yang belum terbuka. Normalnya, hantu pocong menggunakan kain kafan putih seperti orang mati yang hendak dikuburkan. namun lain halnya dengan kisah satu ini. Pocong berlumuran darah sehingga disebut dengan hantu pocong merah.
 

Awal Mula Kisah Hantu Pocong Merah

Kisah mengenai pocong merah ini berawal dari sebuah mimpi yang dialami oleh seseorang. Jika mimpi hanya sebagai bunga tidur, lantas bagaimana jika sebuah mimpi itu dialami lebih dari satu kali dengan cerita dan situasi yang sama? Mimpi mengenai pocong merah ini dialami seorang anak laki-laki selama empat kali berturut-turut. Kebetulan di sekitar rumahnya terdapat kuburan tua. Si anak tersebut bermimpi sedang berdiri di sebuah gang yang tak jauh dari rumahnya. Suasana di tempat itu sepi, gelap, dan menakutkan. Tak lama kemudian ia melihat sesosok bayangan berwarna hitam yang mendekat ke arahnya. Semakin dekat bayangan hitam tersebut berubah menjadi merah. Dan semakin dekat semakin merah.

Bayangan yang mendekat tersebut ternyata adalah sosok hantu pocong merah. Dan kini hantu menyeramkan itu telah berada tepat di hadapannya. Si anak laki-laki itu tak sanggup berlari, berteriak, bahkan memejamkan matanya. Ia menggambarkan penampakan hantu pocong di depannya menggunakan kain kafan berwarna merah dan berlumuran banyak darah. Bau sangat anyir yang berasal dari pocong tersebut juga sangat menusuk. Darah menetes dari kain kafan dan mengenai wajah anak laki-laki itu. Wajah pocong itu gelap dan matanya merah. Mimpi itu berakhir ketika adzan Subuh berkumandang. Anak laki-laki itu memutuskan untuk merahasiakan mimpinya dari siapapun termasuk orang tuanya.

Saat malam berikutnya, tak disangka mimpi yang sama persis hadir kembali. Mimpi itu pun berakhir di waktu yang sama yaitu saat adzan Subuh. Tak hanya di kedua malam tersebut, mimpi itu dialaminya selama 4 hari. Akhirnya anak tersebut pun menceritakan mimpi itu kepada kedua orang tuanya. Tanggapan sang ibu dan sang ayah berbeda. Sang ayah menganggap penampakan pocong tersebut merupakan kiriman orang lain. Sedangkan sang ibu menganggapnya sebagai mimpi buruk biasa. Singkat cerita setelah itu keluarga anak itu memutuskan untuk pergi liburan untuk melupakan kisah mimpi tersebut.

Saat sedang liburan, terjadi hal aneh yang tak disangka-sangka. Sosok pocong merah yang berasal dari mimpinya di malam sebelumnya tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Teror hantu pocong itupun berubah dari mimpi menjadi kenyataan yang sangat menakutkan. Anak laki-laki itu kemudian pingsan dan dibawa pulang. Saat terbangun, ia melihat pocong merah itu berdiri di belakang ibunya. Ia pun berteriak histeris. Akhirnya orang tuanya pun memutuskan untuk memanggil orang pintar. Menurut orang pintar itu, penampakan yang dilihat si anak adalah kiriman seseorang yang berniat jahat namun salah sasaran. Dengan bantuannya, si anak pun sudah tidak dihantui lagi oleh pocong itu. Sekian cerita mengenai teror hantu pocong merah. Terlepas benar atau tidaknya asal dari pocong merah itu, iman yang kuat dapat menangkal setiap pengaruh jahat agar tak menghampiri.

 

sumber : https://www.tanahnusantara.com/pocong-merah/

 

 

Read More