Baca Juga
`
Malam ini bertepatan dengan malam jum'at legi, malam yg dikeramatkan mayoritas orang jawa, suasana kampung kami sangat sepi, selepas isya' warga lebih memilih masuk rumah dan menutup semua pintu.
Biasany habis isya, Pak Is tukang bakso yang biasa lewat depan rumah dan berhenti cukup lama sambil nunggu pembeli biasnya ngobrol dengan mbah kakung (kakek) malam ini ikut gak kelihatan.
Rombong jajanan wak Ji di perempatan jalan desa, sekitar 200M dari rumah kakek jg sepi gak ada yg beli.
Jarum jam menunjukkan pukul 9 malam, diluar rumah tidak lagi terdengar suara manusia lewat, hanya suara nyanyian angin dan daun yang bergesekan menambah seram suasana malam ini.
Aku, bersiap tidur dan kakek kami Mbah Tri masih terjaga dengan rokok di tangannya, Mbah putri menyuruh aku tidur sambil bergumam "apa yg akan terjadi pd malam ini?? Kok perasaan ku gk enak?"
"Sudah, Le kamu cepet tidur di kamar temani adikmu" kata kakek.
Aku segera beranjak tidur..
Thong..tong..tong...Aku terjaga saat mendengar kentongan tanda ada peristiwa.
Mbh kakung yg memang malam ini terjaga segera kluar dan menyuruh mbah putri segera menutup pintu .
"Ada apa mbah??" tanyaku sambil masih menguap.
"Gak, tau.. Mungkin ada yg meninggal..Sudah kamu masuk kamar lagi.. Mbah biar disini nunggu Mbah lanang pulang" jawab nenek.
Pagi hari dusun kami kembali geger, tersiar kabar Wak Sabit hampir saja menjadi korban , untung Tuhan masih menyelamatkannya.
Kakek yang tau kejadianya menceritakan padaku :
." Malam yg sunyi, sehabis adzan isya , Wak sabit yg emg seharian kerja disawah lngsung beranjak tidur.beliau tinggal di area yg masih sepi.. Belakang rumahnya kebun dan hnya ada satu rumah disamping kiri rumahnya, di barat rumahnya ada jalan kecil yg bisa dilalui sepeda pancal.Malam itu beliau hanya sendirian di rumah karena istrinya tidur di rumah anaknya.
Selepas tertidur beliau bermimpi ditemui dua orang tua bersama satu wanita cantik , putri mereka. Orang tua tadi menawarkan pada Wak Sabit tuk menikahi putrinya, tanpa pikir panjang Wak Sabit menyetujuinya.
Setelah itu wak sabit di ajak kerumahnya dan dimandikan oleh pelayan keluarga itu.setelah itu dia diberi pakaian pengantin yg masih baru dan wangi.
Acara perkimpoian pun akan segera di langsungkan, wak sabit dg senyum penuh kebahagian karena menikahi gadis yg cantik duduk di pelaminan... Acara nikahan sangat meriah dan diiringi pertunjukan wayang kulit.. Karena capek pengantin pun masuk ke kamar.
Aaaaaaakhhhhhhhhhhh...wak sabit kaget karena istrinya yg cantik telah berubah menjadi wanita yg jelek dg gigi taring dan kuku2nya yg panjang dan hitam.
Kebetulan malam itu , pak Warsono ( tukang kayu ) baru pulang dari rumah warga desa tetangga yang akan memperbaiki rumahnya, Saat mengayuh sepeda melalui jalan kecil sebelah rumah Wak sabit. Pak Warsono mendengar suara teriakan dari rumah Wak Sabit, tanpa membuang waktu beliau menggedor rumah, tapi tidak ada yg membukakan.
Tolong.. tolong tolong..
Masih terdengar teriakan, karena terpaksa pak Warsono yg bertubuh tinggi langsung saja mendobrak pintu.. Beliau lari ke runag tengah dan melihat arah teriakan yang ternyata berasal dari atas blandar (kuda-kuda penyangga genteng) sosok dengang pakaian serba putih seperti pocong tapi wajahnya wajah wak sabit. Dan betapa kagetnya pak warsono pakain putih yang dipakai wak Sabit kain kafan.
Pak warsono balik keluar rumah dan berteriak minta tolong, kemudian kembalin masuk kerumah wak sabit dan segera naik ke atap dan mencoba menolong pak sabit yg masih teriak2.."
Akhrnya banyak warga yg berdatangan dan membantu menurunkan wak sabit.
Setelah itu pak Sabit pingsan, dan semakin banyak warga yang berkumpul dirumah wak sabit, salah seorang warga juga sudah mengubungi istri wak sabit, dan ada warga yang memanggilkan orang pintar.
Setelah dibacakan doa dan wajah wak sambit diusap dengan air yang sudah didoa-doai, wak sambit siuman, masih dengan raut wajah ketakutan melihat kanan kiri banyak tetangga yang berkumpul, wajah ketakutan wak sabit berangsur-angsur hilang.
Setelah minum teh hangat yang sudah dibuatkan salah satu warga, wak sabit menceritakan tentang mimpinya yang akan dijadikan suami oleh wanita cantik yang tiba-tiba berubah mengerikan.
Menurut orang pintar yang mengobati wk sabit mengatakan, Kalau wak sabit sebenarnya akan dijadikan tumbal oleh salah seorang yang kenal baik atau orang yang masih ada hubungan saudara sama wak sabit.
Malam ini bertepatan dengan malam jum'at legi, malam yg dikeramatkan mayoritas orang jawa, suasana kampung kami sangat sepi, selepas isya' warga lebih memilih masuk rumah dan menutup semua pintu.
Biasany habis isya, Pak Is tukang bakso yang biasa lewat depan rumah dan berhenti cukup lama sambil nunggu pembeli biasnya ngobrol dengan mbah kakung (kakek) malam ini ikut gak kelihatan.
Rombong jajanan wak Ji di perempatan jalan desa, sekitar 200M dari rumah kakek jg sepi gak ada yg beli.
Jarum jam menunjukkan pukul 9 malam, diluar rumah tidak lagi terdengar suara manusia lewat, hanya suara nyanyian angin dan daun yang bergesekan menambah seram suasana malam ini.
Aku, bersiap tidur dan kakek kami Mbah Tri masih terjaga dengan rokok di tangannya, Mbah putri menyuruh aku tidur sambil bergumam "apa yg akan terjadi pd malam ini?? Kok perasaan ku gk enak?"
"Sudah, Le kamu cepet tidur di kamar temani adikmu" kata kakek.
Aku segera beranjak tidur..
Thong..tong..tong...Aku terjaga saat mendengar kentongan tanda ada peristiwa.
Mbh kakung yg memang malam ini terjaga segera kluar dan menyuruh mbah putri segera menutup pintu .
"Ada apa mbah??" tanyaku sambil masih menguap.
"Gak, tau.. Mungkin ada yg meninggal..Sudah kamu masuk kamar lagi.. Mbah biar disini nunggu Mbah lanang pulang" jawab nenek.
Pagi hari dusun kami kembali geger, tersiar kabar Wak Sabit hampir saja menjadi korban , untung Tuhan masih menyelamatkannya.
Kakek yang tau kejadianya menceritakan padaku :
." Malam yg sunyi, sehabis adzan isya , Wak sabit yg emg seharian kerja disawah lngsung beranjak tidur.beliau tinggal di area yg masih sepi.. Belakang rumahnya kebun dan hnya ada satu rumah disamping kiri rumahnya, di barat rumahnya ada jalan kecil yg bisa dilalui sepeda pancal.Malam itu beliau hanya sendirian di rumah karena istrinya tidur di rumah anaknya.
Selepas tertidur beliau bermimpi ditemui dua orang tua bersama satu wanita cantik , putri mereka. Orang tua tadi menawarkan pada Wak Sabit tuk menikahi putrinya, tanpa pikir panjang Wak Sabit menyetujuinya.
Setelah itu wak sabit di ajak kerumahnya dan dimandikan oleh pelayan keluarga itu.setelah itu dia diberi pakaian pengantin yg masih baru dan wangi.
Acara perkimpoian pun akan segera di langsungkan, wak sabit dg senyum penuh kebahagian karena menikahi gadis yg cantik duduk di pelaminan... Acara nikahan sangat meriah dan diiringi pertunjukan wayang kulit.. Karena capek pengantin pun masuk ke kamar.
Aaaaaaakhhhhhhhhhhh...wak sabit kaget karena istrinya yg cantik telah berubah menjadi wanita yg jelek dg gigi taring dan kuku2nya yg panjang dan hitam.
Kebetulan malam itu , pak Warsono ( tukang kayu ) baru pulang dari rumah warga desa tetangga yang akan memperbaiki rumahnya, Saat mengayuh sepeda melalui jalan kecil sebelah rumah Wak sabit. Pak Warsono mendengar suara teriakan dari rumah Wak Sabit, tanpa membuang waktu beliau menggedor rumah, tapi tidak ada yg membukakan.
Tolong.. tolong tolong..
Masih terdengar teriakan, karena terpaksa pak Warsono yg bertubuh tinggi langsung saja mendobrak pintu.. Beliau lari ke runag tengah dan melihat arah teriakan yang ternyata berasal dari atas blandar (kuda-kuda penyangga genteng) sosok dengang pakaian serba putih seperti pocong tapi wajahnya wajah wak sabit. Dan betapa kagetnya pak warsono pakain putih yang dipakai wak Sabit kain kafan.
Pak warsono balik keluar rumah dan berteriak minta tolong, kemudian kembalin masuk kerumah wak sabit dan segera naik ke atap dan mencoba menolong pak sabit yg masih teriak2.."
Akhrnya banyak warga yg berdatangan dan membantu menurunkan wak sabit.
Setelah itu pak Sabit pingsan, dan semakin banyak warga yang berkumpul dirumah wak sabit, salah seorang warga juga sudah mengubungi istri wak sabit, dan ada warga yang memanggilkan orang pintar.
Setelah dibacakan doa dan wajah wak sambit diusap dengan air yang sudah didoa-doai, wak sambit siuman, masih dengan raut wajah ketakutan melihat kanan kiri banyak tetangga yang berkumpul, wajah ketakutan wak sabit berangsur-angsur hilang.
Setelah minum teh hangat yang sudah dibuatkan salah satu warga, wak sabit menceritakan tentang mimpinya yang akan dijadikan suami oleh wanita cantik yang tiba-tiba berubah mengerikan.
Menurut orang pintar yang mengobati wk sabit mengatakan, Kalau wak sabit sebenarnya akan dijadikan tumbal oleh salah seorang yang kenal baik atau orang yang masih ada hubungan saudara sama wak sabit.