Baca Juga
Cerita ini dikisahkan oleh seorang kenalan saya, seorang pria berusia
hampir 60 tahun bernama Pak Puspo. Pak Puspo ini sejak muda bekerja
pada sebuah penginapan kecil yang lumayan ramai juga di Jl.
Prawirotaman, Yogyakarta. Saya ketemu bapak ini pada tahun 2002, waktu
itu saya bekerja di sebuah rumahsakit sebagai marketing. Tugas saya
menjalin kerjasama dengan hotel-hotel dan penginapan yang ada di Jogja.
Pak Puspo mengisahkan sebuah cerita yang sangat menggairahkan namun
sekaligus menegangkan. Kejadianya pada akhir tahun 70an atau awal 80an,
saya agak lupa dan terjadi beruntun selama beberapa hari. Waktu itu
beliau selain bertugas sebagai recepsionis atau penerima tamu pada siang
hari juga sekaligus penjaga penginapan tersebut. Setiap malam beliau
tidur di sebuah kamar di penginapan tersebut yang terletak agak di
belakang. Penginapan tersebut dibangun entah tahun berapa, tapi sudah
cukup tua.
Pada suatu malam kira-kira jam setengah satu, ketika badan sudah
mulai letih, Pak Puspo beranjak ke kamar tidur untuk istirahat. Beliau
merebahkan badan yang penat ke atas kasur yang cukup empuk dan nyaman,
sebentar saja Pak Puspo udah sangat mengantuk. Karena capeknya Pak Puspo
tidak sempat menutup pintu yang setengah terbuka. Antara sadar dan
tidak Pak Puspo melihat sekelibat bayangan perempuan melalui celah
pintu. Beliau ingat tamu perempuan yang menginap di sana berbadan agak
gemuk, tapi yang dilihatnya perempuan yang tinggi semampai dan berambut
sampai di atas pinggang. Agak kaget memang, tapi saya tidak terlalu
menggubris, saya lanjutkan tidur saya, Pak Puspo bercerita dengan
semangat.
Malam berikutnya Pak Puspo tidur sekitar jam duabelas malam, karena
temannya yang menggantikan jaga di resepsionis tidak terlalu repot.
Lagi-lagi pintu kamar dibiarkan setengah terbuka, setelah beberapa waktu
merebahkan diri kembali ada bayangan perempuan seperti kemarin malam.
Pak Puspo bertanya-tanya dalam hati siapa sebenarnya bayangan itu, namun
Pak Puspo kembali tidak terlalu memusingkan diri. Beliau tertidur lelap
sampai akhirnya terbangun karena merasa ada yang menyentuh kakinya.
Dengan sambil tiduran beliau membuka mata, alangkah kagetnya beliau
melihat sesosok wanita yang sangat cantik dengan rambut tergerai duduk
di sebelah kakinya.
Wajahnya cantik sekali mas, tapi memang agak pucat, baunya wangi
sekali tapi wanginya halus gak menyengat, beliau bercerita. Wanita itu
hanya tersenyum manis, kemudian pergi, anehnya saya nggak merasa takut
sama sekali, beliau menambahkan. Setelah itu akhirnya Pak Puspo tertidur
lagi sampai pagi hari.
Malam ketiga Pak Puspo merasa penasaran dengan kejadian dua malam
berturut-turut itu. beliau sengaja tidur agak awal, sekitar jam sebelas
malam. Beliau menunggu sosok wanita itu datang lagi. Satu jam menunggu
membuat Pak Puspo agak ngantuk, akhirnya dia tertidur juga. Pada sekitar
jam satu malam beliau dibangunkan oleh sentuhan lembut pada kaki. Pak
Puspo bangun dan melihat sosok perempuan yang kemarin menghampirinya.
Wanita itu tersenyum, kemudian dengan lembutnya memijit kaki saya, kata
pak Puspo. Lebih lanjut beliau bercerita, Agak lama dipijit dan
pijitannya enak sekali, saya belum pernah dipijit seenak ini. Saya diam
aja karena memang bener-bener enak. Setelah lama memijit, wanita itu
tidur disamping Pak Puspo dan mulai membuat rangsangan layaknya suami
istri sedang bercinta. Singkat cerita Pak Puspo dan sosok wanita itu
melakukan hubungan badan. Mas rasanya lain, nggak seperti dengan istri
saya, ini sangat lembut, hangat pokoknya saya gak pernah mengalami
kenikmatan ini sebelumnya, beliau menjelaskan dengan semangat.
Kejadian ini berlangsung selama beberapa hari mungkin sampai lima
kali, Pak Puspo sendiri juga lupa berapa kali beliau tidur bersama sosok
wanita tersebut.
Suatu malam setelah kejadian itu, Pak Puspo menantikan saat-saat indah tersebut berulang kembali, namun apa yang terjadi?
Waktu itu sekitar jam setengah dua malam, beliau terbangun dan
mencium bau yang sangat anyir, sangat tidak enak dan membuat mual.
Beliau bangun, dan bertanya-tanya bau apakah itu, namun belum sempat
terjawab, datang sosok besar hitam berbulu dengan mata merah menyala,
kuku tangannya panjang-panjang, sangat menakutkan, dia menunjuk ke arah
saya, kata beliau. Pak Puspo menyebut sosok itu sebagai Gandaruwo. Tanpa
basa-basi Gandaruwo itu mencekik leher Pak Puspo, sampai gak bisa
bernafas. Beliau bergumul hebat dengan mahkluk tersebut. Dengan spontan
Pak Puspo berdoa memohon bantuan dari yang kuasa. Akhirnya Gandaruwo
tersebut melepaskan tangannya dari leher Pak Puspo, mundur satu langkah,
wajahnya masih menunjukan marah, lima detik kemudian Gandaruwo tersebut
pergi dan hilang pula bau anyir itu.
Pak Puspo terduduk lemas di lantai, dan sebisa mungkin berdoa
mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena telah mengusir mahkluk itu.
Kalau tidak ada pertolongan Tuhan mungkin saya sudah nggak bisa bertemu
mas dan menceritakan kejadian itu, kata Pak Puspo menutup cerita.